Jakarta, Sindonews.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan penjelasan terhadap program Tol Laut yang telah berjalan selama 7 tahun. Kemenhub menerangkan program Tol Laut sudah memberikan kontribusi terhadap perekonomian.
Menurut data Kemenhub, hasil produksi program Tol Laut di tahun 2022 terhitung Januari hingga 31 Desember 2022 kemarin tercapai 14.508 TEUs atau 115,86 persen di atas target 12.521 TEUs.
Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Stastik (BPS), Program Tol laut telah berkontribusi dalam perekonomian Indonesia. Secara umum, sektor transportasi mampu tumbuh 21,27% di semester I-2022 dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,44%.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha dalam acara Rakornas Tol Laut 2022 menjelaskan bahwa penyelenggaraan program Tol Laut memberikan manfaat dalam konektivitas transportasi laut di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (T3P) sebagai pelayanan distribusi barang, membangkitkan perekonomian, menjaga ketersediaan barang serta turut menggali potensi unggulan daerah.
Penyelenggaraan Tol Laut tentunya tidak terlepas dari keterbatasan yang menjadi hambatan.
"Oleh karena itu, kita berharap Pemerintah Pusat dan Daerah untuk bersama-sama menyiapkan langkah-langkah perbaikan dalam pemanfaatan kapal Tol Laut sehingga pelaksanaannya di tahun 2023 lebih optimal," kata Arif dikutip, Jumat (6/1/2023).
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Hendri Ginting menyampaikan, bahwa Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang di Laut pada tahun 2022 mengalami perkembangan, dengan adanya penambahan trayek di Provinsi Maluku dan Maluku Utara. Saat ini, menurut Capt. Ginting, program tol laut melayani 33 trayek yang dilayani dengan mengoperasikan 32 kapal yang menyinggahi 130 pelabuhan. Adapun muatan berangkat terbanyak yang diangkut oleh Kapal Tol Laut di antaranya semen, beras, air mineral, dan minuman ringan. Sedangkan komoditi muatan balik terbanyak di antaranya adalah kayu, kopra, rumput laut, batang pohon kelapa, dan arang. Capt. Ginting berharap, Program Tol Laut dapat meningkatkan distribusi dan menjaga ketersediaan barang kebutuhan pokok, barang penting dan barang lainnya dengan biaya pengiriman logistik yang lebih murah dari pelabuhan pangkal sampai daerah T3P.
Upaya ini diharapkan dapat mengurangi disparitas harga hingga menjaga stabilitas harga jual barang yang diangkut oleh kapal Tol Laut di daerah T3P. “Kita akan terus mengupayakan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan pembangunan infrastruktur guna mendorong geliat pertumbuhan perekonomian, meningkatkan investasi dan memperkuat kedaulatan di wilayah perbatasan Indonesia,” tegasnya. Sebagai informasi, Kegiatan Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Angkutan Tol Laut Tahun Anggaran 2023 sebanyak 39 Trayek dengan rincian Penugasan = 20 trayek (PT. PELNI = 11 trayek, PT. ASDP = 5 trayek dan PT. Djakarta Lloyd = 4 trayek) dan Pelelangan umum kepada operator swasta = 19 trayek. Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang di Laut (Tol Laut) diawali dengan pelepasan perdana kapal tol laut yaitu KM. Kendhaga Nusantara 7 yang pada tahun 2023 melayani trayek T-14 dengan rute pelayaran Tanjung Perak – Larantuka (Tabilota) – Lembata (Lewoleba) – Kalabahi – Tanjung Perak.
"Dengan adanya pelepasan perdana kapal Tol Laut pada awal tahun ini, diharapkan dapat menjadi semangat baru bagi kita semua dalam menyukseskan program tol laut untuk memenuhi kebutuhan barang pokok dan penting (Bakpokting) ke daerah terdepan, terpencil, tertinggal dan perbatasan (T3P) sesuai dengan amanat perpres nomor 27 tahun 2021," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt Hendri Ginting dalam keterangan tertulis, Kamis (5/1/2023).