JAKARTA, Kontan.co.id - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa pembangunan fasilitas logistik pangan baru serta modern harus terus didorong dan ditingkatkan melalui kolaborasi antara sektor Pemerintah, BUMN, dan swasta.
Pernyataan tersebut disampaikan Arief pada saat melakukan kunjungan kerja bersama meninjau sarana dan fasilitas logistik pangan milik PT FKS Multi Agro Tbk di Krakatau International Port, Cilegon, Banten.
Sejumlah fasilitas logistik yang dikunjungi meliputi fasilitas grain pump dan integrated warehouse kapasitas 200 ribu ton, automatic modern terminal transit system yang menghubungkan dermaga dan gudang dengan kapasitas transfer konveyor hingga 1.300 MT/jam yang dikelola PT Sentral Grain Terminal.
Selain itu, juga dilakukan kunjungan ke Pabrik Pengolahan Jagung PT. Tereos FKS Indonesia dan Pabrik Tepung Terigu PT Bungasari Flour Mills Indonesia.
Dalam keterangannya dia mengatakan, fasilitas logistik pangan merupakan sarana yang sangat penting dan harus dimiliki di setiap daerah.
Sebab fasilitas ini merupakan faktor penentu dalam mendukung kelancaran distribusi pangan nasional, baik itu distribusi antara daerah maupun dari dan ke mancanegara.
"Sudah menjadi keharusan fasilitas logistik pangan yang terstandarisasi seperti di Krakatau International Port ini terdapat secara merata di seluruh wilayah Indonesia khususnya di sentra-sentra produksi pangan," ungkap Arief, dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, kemarin.
Dia menambahkan, untuk membangun fasilitas logistik pangan yang modern dan terintegrasi diperlukan kompetensi dan pengalaman. Maka dari itu, ia mendorong Pemerintah Daerah, BUMN Pangan, dan pihak swasta yang telah memiliki pengalaman dapat saling berkolaborasi.
Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo terkait peningkatan investasi. Presiden sering menekankan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah tidak ragu untuk membuka peluang investasi di berbagai sektor, mengingat investasi adalah salah satu kunci pertumbuhan ekonomi,” papar Arief.